Jumat, 23 Maret 2018

Dasar ilmu perikanan


Dasar ilmu perikanan
A.    Pendahuluan
           Setiap orang yang belajar ilmu perikanan tidak akan bisa menghindar dari penggunaan beberapa istilah atau terminology teknis yang sering digunakan pada bidang ilmu tersebut. Sayangnya, istilah-istilah tersebut bisa didefinisikan secara berbeda terkait dengan bidang kajian spesifik. Sebagai contoh, seorang ahli taksonomi akan membuat definisi ikan sesuai dengan klasifikasi nomenklatur ilmiah. Sebaliknya, pengelola perikanan (kementerian Kelautan dan Perikanan) membuat definisi ikan dalam kaitannya sebagai sumber daya yang bisa diambil. Pada teks ini, kita akan membahas beberapa istilah teknis dari dimensi atau kepentingan yang berbeda.
           Ikan adalah vertebrata akuatis yang bernafas dengan insang. Pisces terdiri atas tiga kelas yaitu Agnatha(ikan tanpa rahang), Chondrichtyes(ikan tulang rawan), Osteicthyes(ikan bertulang keras). Kelas agnatha memiliki ciri-ciri yaitu: mulut tanpa rahang, tubuh silindris, tubuh halus tanpa sisik, rangka tubuh dari tulang rawan dan tidak punya sirip yang berpasangan (Brotowidjoyo, 1990). Kelas Osteicthyes memiliki ciri-ciri yaitu:  tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup dan jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. Kelas chondricthyes memiliki ciri-ciri yaitu: rangkanya bertulang rawan, hidup diair-air payau dan tidak memiliki tulang rusuk(Brotowidjoyo, 1990)

B.     Definisi
1 ikan
Seperti telah dijelaskan, ikan bisa didefinisikan secara berbeda. Ahli taksonomi (taksonomist) menyatakan IKAN sebagai binatang bertulang belakang (vertebrata) yang bersirip, bernafas dengan insang dan hidup di air. Definisi ini digunakan untuk mempermudah dalam membuat klasifikasi atau membedakan antara ikan dengan kelompok organisme lainnya. Kata tulang belakang (vertebrata) digunakan untuk membedakan ikan dengan kelompok binatang non-vertebrata lainnya, seperti udang atau siput yang sama-sama hidup di air. Kata sirip digunakan untuk membedakan ikan dari binatang tidak bersirip, seperti lingsang, katak atau buaya yang sebagian besar hidupnya di air. Kata kunci bernafas dengan insang ialah juga kata kunci yang sangat khas membedakan kelompok ini dengan binatang lainnya. Sedangkan kata hidup di air digunakan untuk membedakannya dengan binatang vertebrata yang hidup di darat. Definisi ikan seperti tersebut di atas disebut sebagai definisi ikan secara ilmiah dan digunakan dalam kajian biologi perikanan maupun taksonomi.
2. perikanan
Kata “perikanan” diduga ialah terjemahan dari istilah asing (Bahasa Inggris) “fisheries”. Sedangkan fisheries bisa mempunyai arti luas maupun sempit. Dalam arti luas fisheries diartikan sebagai semua kegiatan penangkapan dan/atau budidaya ikan – sementara, dalam artian sempit, kata fisheries sering diartikan sebagai kegiatan penangkapan saja. Pada beberapa teks, capture fisheries terkadang digunakan untuk menjelaskan perikanan yang terkait dengan usaha penangkapan. Sementara usaha budidaya ikan dinyatakan dengan istilah culture fisheries. Budidaya ikan terkadang diusahakan tidak dalam siklus penuh (full cycle). Sebagai contoh, seorang petani yang memelihara (budidaya) ikan bandeng. Benih ikan bandeng (nener) didapat dari usaha penangkapan dari alam (menggunakan alat tangkap sotok / towed net). Pelaku, pada kasus ini melakukan suatu usaha fisheries secara umum (penangkapan dan budidaya secara bersama).
3. manajemen
Manajemen secara konvensional mencakup seluruh urutan: planning, organizing, actuating, controlling dan evaluating. Manajemen dalam bidang perikanan diartikan setara dengan pengelolaan. Dengan demikian, definisi perikanan (secara luas) di atas juga mencakup aspek manajemen. Manajemen perikanan ialah sama dengan mengelola perikanan – mengelola perikanan ialah mengatur ekstraksi sumberdaya ikan (penangkapan atau budidaya) agar bermanfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat namun tidak menimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya ikan.
4. sistem perikanan
Sistem perikanan pada awalnya ialah suatu sistem alami – terdiri dari komponen ikan, bintang air lainnya, tumbuhan, bakteri, air dan komponen dasar perairan (abiotik). Masing-masing komponen saling tergantung dan berinteraksi satu sama lain. Interaksi tersebut terjadi dalam beberapa bentuk. Para ahli menyebut interaksi ini dengan simbion. Binatang karang (coral polyp) membentuk simbion atau interaksi saling menguntungkan dengan sejenis alga yang disebut zooxanthellae. Coral polyp mengambil oksigen dari zooxanthellae yang berada di dalam tubuhnya. Zooxanthella mendapat bahan organik dari sisa atau kotoran yang dikeluarkan oleh coral polyp. Kedua organisme ini melakukan simbioses yang saling menguntungkan satu sama lain (mutual benefit – simbiosis mutualisme)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar