MAKALAH
BERANGKAI
DAN PINDAH SILANG
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percobaan-percobaan persilangan pada kacang ercis yang
dilakukan oleh Mendel, baik monohibrid maupun dihibrid, telah menghasilkan dua
hukum Mendel, yakni hukum segegasi dan hukum pemilihan bebas.
Pindah silang adalah suatu peristiwa pertukaran
segmen-segmen dari kromatid-kromatid bukan kakak beradik (non sister
chromatids). Berangkai (linkage) adalah suatu peristiwa terdapatnya
dua atau lebih gen dalam sebuah kromosom. Peristiwa berangkai dapat terjadi
pada kromosom tubuh (autosom) maupun pada kromosom kelamin (gonosom). Gen-gen
jumlahnya hingga ribuan pada tiap kromosom. Peristiwa terdapatnya dua atau
lebih banyak gen pada sebuat kromosom yang sama disebut “berangkai/Linkage”.
Gen-gennya dinamakan gen-gen terangkai.
Saat ini kita telah mengetahui bahwa banyaknya gen pada
kacang ercis, dan juga pada setiap spesies organisme lainnya, jauh lebih banyak
daripada jumlah kromosomnya. Artinya, di dalam sebuah kromosom tertentu dapat
dijumpai lebih dari sebuah gen. Gen-gen yang terdapat pada kromosom yang sama
dinamakan gen-gen
berangkai (linked genes), sedang
fenomenanya sendiri dinamakan berangkai
(linkage).
B. Rumusan Masalah
- Apakah pengertian berangkai dan
pindah silang pada alel?
- Bagaimana mekanisme berantai
dan pindah silang pada alel?
C. Tujuan
- Mempelajari pengertian
berangkai dan pindah silang pada alel
- Mempelajari mekanisme berangkai
dan pindah silang pada alel
D. Manfaat
- Untuk mempelajari pengertian
berangkai dan pindah silang pada alel
- Untuk mempelajari mekanisme
berangkai dan pindah silang pada alel
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
BERANGKAI PADA AUTOSOM
Teori kromosom
dari T. Boveri dan W.S. Sutton (1903) menyatakan bahwa kromosom adalah bagian
dari sel yang membawa gen-gen dan gen-gen ini selaa meiose mempunyai kelakuan berdasarkan prinsi-prinsip Mendel,
yaitu memisah secara bebas. Akan tetapi prinsip Mendel ini hanya berlaku
apabila gen-gen letaknya lepas satu sama lain dalam kromosom.

Gambar : 2.1 Gen-gen
A,a,B,b letaknya lepas satu sama lain dalam kromosom (I) Gen A terangkai dengan
gen B pada satu kromosom yang sama, sedangkan alelnya a dan b terangkai pada
kromosom homolognya (II)
Lalat buah Drosophila
sampai sekarang kira-kira telah diketahui kira-kira 5000 gen, sedangkan lalat
ini hanyan memiliki 4 pasang kromosom saja, yang sepasang bahkan kecil sekali
menyerupai dua buah titik. Berhubungan dengan itu, maka pada sebuah kromosom
tidak terdapat sebuah gen saja, melainkan puluhan atau bahkan ratusan gen-gen. Peristiwa
bahwa beberapa gen bukan alel terdapat pada satu kromosom yang sama dinamakan berangkai (linkage). Gen-gen nya
dinamakan gen-gen terangkai.
Orang ke dua yang sangat berjasa dalam ilmu genetika
setelah Mendel adalah Thomas Hunt Morgan (1866-1945). Morgan dan kawan-kawan
lama sekali melakukan penelitian pada lalat Drosophila dan akhirnya dinyatakan
bahwa gen-gen bersama alel-alelnya pada sepasang kromosom homolog berkelompok,
yang dinamakan kelompok berangkai (linkage group). Dari hasil penyelidikan pada
berbagai macam makhluk lainnyadapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya kelompok
berangkai pada suatu individu itu ekuivalen dengan jumlah kromosom haploid dari
individu yang bersangkutan. Misalnya pada jagung (Zea mays, n = 10) terdapat 10 kelompok berangkai, pada ercis (
Pisum satvum, n= 7) terdapat 7 kelompok berangkai, pad lalat drosophila (n = 4)
terdapat 4 kelompok berangkai, pada manusia (n = 23) terdapat 23 kelompok
berangkai.
Peristiwa berangkai pada
tumbuh-tumbuhan untuk pertama kali di ketahui oleh G.N. Collins dan J.H.
Kempton dalam tahun 1911 pada tanaman jagung. Dikatakan bahwa gen (wx) untuk
endosperm berlilin itu terangkai dengan gen (c) untuk warna aleuron (lapisan
terluar dari endosperm). Kemudian diketahui bahwa pada makhluk lain (termasuk
manusia) dapat dijumpai adanya peristiwa berangkai.
Untuk
membedakan apakah gen-gen letaknya terpisah ataukah terangkai pada kromosom
yang sama, maka diadakan perbedaan dalam cara penulisan genotip suatu individu.
Marilah kita ambil sebagai contoh suatu dihibrid dengan menggunakan epansang
gen A dengan a dan B dengan b.
Apabila
gen-gen tersebut letaknya terpisah (artinya tidak terangkai) sehingga memisah
secara bebas diwaktu meiose , maka genotip dihibrid itu ditulis seperti yang
lazim kita kenal, yaitu AaBb.
Akan tetapi andaikan gen-gen itu terangkai, maka ada dua
kemungkinan:
1.
Gen-gen
dominan terangkai pada satu kromosom , sedang alel-alelnya resesif terangkai
pada kromosom homologya. Ada beberapa cara untuk menulis genotipnya, ialah:
(AB)(ab), AB/ab, AB:ab,
. Gen-gen yang terangkai secara demikian,
dikatakan bahwa gen-gen terangkai dalam keadaan “coupling phase” atau gen-gen
mempunyai susunan “sis”.

2.
Gen
dominan terangkai dnegan gen resesif yang bukan alelnya pada satu kromsom,
sedang alel resesif dari egn pertama dsan alel dominan dari gen ke dua
terangkaiu pada kromosom homolognya ada beberapa cara untuk menulis genotipnya,
ialah : ( Ab) (aB), Ab/ aB, Ab : aB,
,
. Gen-gen yang terangkai secara demikian,
dikatakan bahwa gen-gen terangkai dalam keadaan “ repulsion phase” atau gen-gen
mempunyai susunan “trans”. Sekarang yang resmi adalah cara penulisan yang
terakhir
.



B.
Rangkaian sempurna
Apabila gen-gen yang
terangkai letaknya amat berdekatan satu dengan lain, maka selama meiose gen-gen
itu tidak mengalami perubahan letak, sehingga gen-gen itu Bersama-sama menuju
ke gamet.
Conyoh : pada lalat
Drosophilla dikenal gen-gen yang terangkai yaitu:
Cu = gen untuk
sayap normal
cu = gen
untuk sayap kriput ( lalat tak dapat terbang)
Sr = gen
untuk dada polos (normal)
sr = gen
untuk dada bergaris
lalat dihibrid dengan
fenotip sayap normal dada normal ada kemungkinan mempunyai dua macam genotip,
ialah :


Marilah kita tinjau dua
kemungkinan itu.
1. Gen-gen terangkai sempurna dalam susunan sis
Misal lalat jantan
sayap kripus dada bergaris-garis (
) dikawinkan dengan lalat sayap normal
(baik sayap maupun dadanya) teta[I heterozoik
. Oleh Karena gen-genya terangkai
sempurna, maka lalat dihibrit F1 ini akan membentuk dua macam gamet saja, ialah
gamet (Cu Sr) dan gamet (cu sr). berhubung dengan itu, amak apabila lalat-lalat
F1 ini dibiarkan kawin sesamanya akan didapatkan F2 dengan perbandingan = 3
lalat norma : 1 lalat sayap kriput dada bergaris-garis. (Gb. X-2). Perbandingan
ini jelas menyimpang dari prinsip mendel, sebab andaikan gen-gen itu tidak
terangkai, maka perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan
9:3:3:1.



Gambar 2.2. Diagram
perkawinan pada lalat Drosophila di mana gen-gen terangkai sempurna dengan
susunan sis pada dihibridnya. Berhubung dengan itu perkawinan dihibrid
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 3:0:0:1 atau disingkat 3:1
2. gen-gen terangkai sempurna dalam susunan trans
Misal lalat jantan
sayap kriput dada normal homozigotik
) dikawinkan dengan lalalt betina sayap
normal homozigotik pada bergaris-garis
). lalat-lalat F1 tentunya normal (baik
sayap maupun dadanya) tetapi heterozigot
). oleh Karena itu gen-genya terangkai
sempurna, maka lalat dihybrid F1 ini akan membentuk dua macam gamet saja, ialah
gamet (Cu sr) dan gamet (cu Sr). bila lalat-lalat F1 ini dibiarkan.




Gambar 2.3 Diagram
perkawinan pada lalat Drosophila di mana gen-gen terangkai sempurna dengan
susunan trans pada dihibridnya. Berhubungan dengan itu perkawinan dihibrid
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 2:1:1:0 atau 2:1:1
kawin sesamanya
akan didapatkan lalat-lalat F2 dengan perbandingan = 2 lalat normal
: 1 lalat sayap normal dada bergaris-garis : 1 lalat sayap keriput dada normal.
Jadi disini terdapat tiga kelas fenotip, lalat yang dobel resesip tidak
dijumpai sama sekali. Perbandingan lalat-lalat F2 sebagai hasil
perkawinan dihibrid inipun jelas menyimpang dari prinsip Mendel. Setelah kita
mempelajari dua macam perkawinan tersebut di atas jelaslah bahwa pada peristiwa
berangkai, keturunan dari perkawinan dihibrid ternyata menyimpang dari prinsip
Mendel.
C.
Rangkai Tidak Sempurna
Gen-gen yang terangkai pada satu kromosom biasanya
letaknya tidak berdekatan satu dengan lainnya, sehingga gen-gen itu dapat
mengalami perubahan letak yang disebabkan karena ada penukaran segmen dari
kromatid-kromatid pada sepasang kromosom homolog, peristiwa mana disebut pindah silang (dalam bahasa inggris : “crossing over”)
Contoh : Pada tanaman ercis
(Pisum sativum) dikenal gen-gen terangkai ialah :
+ ( = pengganti huruf besar
M ) = gen untuk warna ungu pada bunga
m = gen untuk warna merah
pada bunga
+ ( = pengganti huruf besar
B ) = gen untuk serbuk sari panjang
b = gen untuk serbuk sari
bulat
Tanaman ercis dihibrid
tentunya mempunyai dua kemungkinan genotip :


1. Gen-gen
terangkai tak sempurna dalam sususnan sis
Misalnya
tanaman ercis berbunga merah, serbuk sari bulat (
) dikawinkan dengan tanaman berbunga
ungu, serbuk sari panjang homozigotik (
). Tanaman F1 berbunga ungu,
serbuk sari panjang heterozigotik
(
). Jika
tanaman f1 ini diujisilang (testcross), didapat sekumpulan tanaman f2
yang terdiri dari (Gb. X4) :



192 Tanaman berbunga ungu, serbuk sari panjanng
23 Tanaman berbunga ungu,
serbuk sari bulat
30 Tanaman berbunga merah, serbuk sari panjang
182 Tanaman berbunga merah, serbuk sari bulat
Hasil uji silang ini cukup mengherankan , karena tidak memperlihatkan
perbandingan 1:1:1:1 seperti yang lazim kita peroleh pada waktu melakukan ujin
silang pada dihibrid. Gamet-gamet yang melakukan pindah silang gen-gen nya (
yaitu gamet + + dan gamet m
b) dibentuk paling banyak, sebaliknya gamet yang gen-gennya mengalami
pindah silang (yaitu gamet + b dan m + ) dibentuk sedikit, sehingga
menghasilkan keturunan sedikit pula.

Gambar 2.4 uji silang pada tanaman ercis dihibrid, dimana gen-gen
terangkai tidak sempurna dan tersusun dalam keadaan sis. Hasil ujisilang
memperlihatkan perbandingan n:1:1:n
Apabila kita perhatikan baik-baik, maka hasil uji silang yang jumlahnya
banyak, mempunyai fenotip seperti tanaman parental karena itu hasil yang
jumlahnya banyak dinamakan tipe parental.
Tanaman-tanaman yang jumlahnya sedikit adalah hasil adanya pindah
silang gen-gen dan tanaman ini mempunyai fenotip yang baru sekali,artinya
fenotip ini tidak terdapat pada tanaman parental maupun tanaman dihibrid,
berhubung dengan itu hasil uji silang gen dinamakan tipe rekombinasi. Besarnya prosentasi rekombinasi pada contoh di atas =
=
12,41 %. Jadi tipe parentalnya = 100% - 12,41 % = 87,59%.

Jika hasil uji silang
yang jumlahnya banyak dinyatakan denhgan n, sedasng yang jumlahnya sedikit
dinyatakan dengan 1, aka hassil uji silang pada dihibrid dimana gen-gen nya
terangkai tak sempurna dan berada dalam keadaan sis akan memperlihatkan
perbandingan n : 1 : 1 : n
2. Gen-gen terangkai tak sempurna dalam susunan trans
Misalnya tanaman ercis berbunga merah, serbuk
sari panjang homozigotik (
) dikawinkan
dengan tanaman berbunga ungu homozaigotik, serbuk sari bulat (
) . tanaman berbunga
f1 berbunga ungu , sebuk sari panjang heterozigotik (
). Jika
tanaman F1 ini diujisulang, didapatkan sekumpulan tanaman F2 yang
terdiri dari (Gb. X-5 )



14 tanaman berbunga ungu, serbuk sari
panjang
178 tanaman berbunga ungu, serbuk sari bulat
160 tanaman berbunga merah, serbuk sari panjang
18 tanaman berbunga merah, serbuk sari bulat
Hasil uji silang ini pun tidak memperlihatkan perbandingan 1:1:1:1
seperti yang lazim kita peroleh pada waktu melakukan ujisilang pada dihibrid,
melainkan menunjukkan perbandingan 1: n : n : 1.
Prosentase rekombinasi pada contoh ini adalah
=
8,65 %.


Gambar 2.5 ujisilang
pada tanaman ercis dihibrid, dimana gen-gen terangkai tidak sempurna dan
tersusun dalam keadaan trans. Hasil uji silang memperlihatkan perbandingan
1:n:n:1
Ringkasan
1.
Gen-gen
tidak terangkai :
a.
Perkawinan
dihibrid (AaBb X AaBb), keturunan
9:3:3:1
b.
Uji
silang dihibrid ( AaBb X aabb), keturunan 1:1:1:1
2.
Gen-gen
terangkai sempurna :
a.
Perkawinan
dihibrid, gen-gen terangkai sis
x
keturunan 3:0:0:1 atau 3:1


b.
Perkawinan dihibrid , gen-gen terangkai trans
x
keturunan 2:1:1:0 atau 2:1:1


3.
Gen- gen terangkai tak sempurna :
a. Uji silang dihibrid , gen-gen terangkai sis
x
keturunan
n:1:1:n


b. Uji silang dihibrid, gen-gen terangkai trans
x
keturunan 1:n:n:1


D. PINDAH SILANG
Yang dimaksud
dengan pindah silang ( bahasa Inggris : “ crossing over) ialah proses
penumpukan sekmen dari kromatid-kromatid bukan kakak beradik (bahasa inggris :
nonsister cromatids”) dari sepasang kromosom homolog ( gambar X-6) peristiwa pindah silang ini umum tejadi pada
setiap gametogene pada kebanyakan makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan
dan manusia. Peristiwa Pindah silang terjadi ketika meiose 1 (akhir rofase atau
permulaan metafase 1), yaitu saat kromosom telah mengganda menjadi dua
kromatid.
Pada waktu
kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada anafase 1), kromatid –kromatid
yang yang bersilang itu melekat dan putus dibagian kiasma, kemudian tiap
potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. Berhubung
dengan itu gen-gen yang terletak pada
bagan yang pindah itu akan berpindah pula tempat ke kromatid sebelahnya .
Pindah silang dibedakan
menjadi:
1.
Pindah silang tunggal, ialah pindah silang yang
terjadi pada suatu tempat. Dengan terjadinya pindah silang itu akan terbentuk 4
macam gamet. Dua macam gamet memiliki gen-gen yang sama dengan gen-gen yang
memiliki induk (paental) maka dinamakan gamet-gamet tipe parental. Dua gamet
lainnya merupakan gamet-gamet baru, yang
terjadi sebagai akibat adanya pindah silang gamet-gamet ini dinamakan tipe
rekombinasi. Gamet-gamet tipe parental dibentuk jauh lebih banyak dibangdngkan
dengan gamet-gamet rekombinasi

Gambar 2.6
terjadinya pindah silang tunggal dan gamet-gamet yang dihasilkan .
2.
Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang
terjadi pada dua tempat jika pindah silang ganda ( dalam bahasa Inggris : “
duoble crossing over” ) berlangsung diantara dua buah gen yang terangkai maka
terjadi pindah silang ganda itu tidak akan nampak dalam fenotip sebab
gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau dari tipe
rekombinasi saja dan tipe rekombinasi akibat pindah silang tunggal( gambar x 7)
Beberapa
faktor yang mempengaruhi pendah silang
Kemungkinan
terjadi pindah silang ternyata dipengaruhi oleh beberpa faktor seperti :
1.
Temperatur
Temperatur yang melebihi
atau kurang dari temperatur bisa dapat memperbesar kemungkinan terjadi pindah
silang

Gambar 2.7 akibat dari
berbagai macam pindah silang ganda antara gen Adan B diperhatikan
macam-macamnya gamet, maka terjadinya pindah silang ganda tidak Nampak.

Gambar 2.8 pindah silang ganda
yang terjadi pada 3 buah gen yang terangkai, yaitu gen A,B, dan C
2. Umur. Makin tua suatu
individu, makin kurang mengalami pindah silang.
3. Zat kimia tertentu dapat
memperbesar kemungkinan pindah silanh.
4. Penyinaran dengan
sinar-X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
5. Jarak antara gen-gen
yang terangkai. Makin jauh letak satu gen dengan gen lainnya, makin besar
kemungkinan terjadinya pindah silang.
6. Jenis kelamin. Pada
umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk betina maupun jantan. Namun
demikian ada perkecualian, yaitu pada ulat sutera (Bombix mori) yang betina
tidak pernah terjadi pindah silang, demikian pula pada lalat drosophila yang
jantan. Yang terakhir dibuktikan oleh T.H. Morgan dan C.B. Bridges sebagai
berikut:
+ = gen dominan
untuk mata merah (normal)
p = gen resesif
untuk mata ungu (jenis mutan)
+ = gen dominan
untuk sayap panjang (normal)
v =gen resesif
untuk sayap kisut (gen mutan)
Gen-gen
tersebut terangkai pada autosom. Symbol + merupakan pengganti dari huruf besar.
Waktu lalat
jantan mata merah sayap noral homozigotik dikawinkan dengan lalat betina mata
ungu sayap kisut, didapatkan lalat-lalat F1 yang semuanya normal
(mata merah sayap normal). Kemudian dilakukan dua macam uji silang
(testcross) pada lalat F1 dihibrid ini, yaitu:
1.
Lalat
F1 betina dikawinkan dengan lalat jantan yang dbel resesif (mata ungu sayap
kisut). Uji silang ini menghasilkan lalat-lalat F2 sebagai berikut:
389 lalat bermata merah, sayap normal
16 lalat bermata
merah, sayap kisut
22 lalat bermata
ungu, sayap normal
353 lalat bermata ungu, sayap kisut
2.
Lalat
F1 jantan dikawinkan dengan lalat betina yang dobel resesif (mata ungu sayap
kisut). Uji silang ini ternyata hanya menghasilkan dua macam lalat F2 yaitu:
74 lalat bermata merah, sayap normal
72 lalat bermata ungu, sayap kisut
Perbedaan pada keturunan F2 dari kedua
macam ujisilang tadi menunjukkan bahwa pada alat betina terjad pindah silang,
sehingga didapatkan perbandingan n:1:1:n (sebab gen-gen pada dihibrid terangkai
pada susunan sis, yaitu
), sedangkan pada lalat jantan tidak
terjadi pindah silang.


Gambar
: 2.9 percobaan Morgan dan Bridges pada lalat Drosophila, yang membuktikan
tidak adanya pindah silang pada lalat jantan. Jika pada ujisilang digunakan
lalat dihibrid yang jantan, hanya dihasilkan 2 macam kelas fenotip saja yang
mirip lalat-lalat tipe parental. Jika digunakan lalat dihibrid yang betina,
dihasilkan lalat-lalat parental dan tipe rekombinasi.
E. Nilai (persentase)
pindah silang
Telah diketahui dengan adanya peristiwa
pindah silang dalam keturunan dibedakan tipe parental (tipe orangtua) dan tipe
rekombinasi (tipe kombinasi baru). Adapun yang dimaksud dengan nilai pindah
silang (nps) ialah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru
yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang.
Nps
= 

Nps
pada contoh di muka = 

Ini
berarti bahwa kekuatan pindah silang antara gen-gen yang terangkai itu adalah
4,90%. Tipe parental banyaknya 100% - 4,90% = 95,10%.
Tentunya nilai pindah tidak akan
melebihi 50%, biasanya bahkan kurang dari 50%, karena:
a)
Hanya
dua dari empat kromatid saja ikut mengambil bagian pada peristiwa pidah silang
b)
Pindah
slang ganda akan mengurangi banyaknya tipe rekomendasi yang dihasilkan.
BAB
III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1.
Berangkai
adalah suatu peristiwa terdapatnya dua atau lebih gen dalam sebuah kromosom, Berangkai
ada 2 macam yaitu berangkai sempurna dan berangkai tidak sempurna. Berangkai
sempurna terjadi apabila tidak ada pindah antara gen-gen pada satu kromom dalam
satu kromosom. Dua gen dikatakan saling terangkai apabila kedua gen tersebut
terletak didalam satu kromosom dan dalam proses pembelahan meiosis. Kedua gen
tersebut tidak sepenuhnya terpisah secara bebas mengikuti hokum mendel. Hal ini
disebabkan Karena kedua gen tersebut menunjukan tendensi saling menempel satu
sama lain. Tergantung dari lokasinya, dapat dibedakan atas
a. Gen terangkai pada
autosom
b. Gen terangkai pada
kromosom sex
2.
Pindah
silang dibedakan menjadi dua, yaitu pindah silang tunggal dimana pindah silang
terjadi pada satu tempat dan pindah silang ganda dimana pindah silang terjadi didua
tempat atau lebih. Dari hasil pindah silang akan terbentuk 4 gamet dengan tipe
parental dana tau rekombinasi Gen terangkai (linkage)
DAFTAR
PUSTAKA
Suryo.2013.Genetika
untuk Strata 1.Yogyakarta:Gadjah
mada university pres s.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar